Perbedaan Mindset Kaya dan Miskin Tentang Hutang dan Aset

Mindset orang kaya


Cara berpikir orang kaya dan orang miskin itu sangat berbeda, orang kaya selalu berusaha menambah aset sehingga dia semakin kaya sedangkan orang miskin selalu menambah hutang dari waktu ke waktu sehingga dia tetap miskin.

Anda pasti pernah mendengar kata "aset", tapi apakah Anda sudah pengertian aset yang sering dibahas banyak orang ini.

Secara sederhana, aset adalah semua hal yang kita miliki yang bisa memberikan penghasilan tanpa harus terlibat pada pengelolaannya. Ada orang lain yang secara profesional mengelola aset dan kita akan mendapatkan penghasilan tanpa campur tangan langsung.

Muncul pertanyaan, apa perbedaan antara aset dan penghasilan dari pekerjaan sehari-hari.

Aset dan penghasilan pekerjaan adalah dua hal yang berbeda, aset akan memberikan kita penghasilan walaupun tidak sedang bekerja sedangkan penghasilan pekerjaan harus didapatkan setelah suatu tugas selesai dikerjakan.

Mindset kaya dan miskin


Orang kaya lebih memikirkan cara untuk meningkatkan aset sementara orang miskin lebih fokus untuk mendapatkan penghasilan tambahan. 

Orang kaya lebih tahu mana sesuatu yang bersifat aset dan bukan aset sedangkan orang miskin terjebak pada membeli sesuatu yang terlihat seperti aset sehingga orang miskin selalu melakukan aktivitas menambah hutang.

Orang dengan mindset miskin selalu membeli mobil dengan kredit, beli rumah kredit, beli smartphone kredit dan lainnya supaya terlihat seperti orang sukses dan kaya raya.

Salah paham tentang aset


Apakah membeli rumah secara kredit termasuk tindakan membeli aset ? Kebanyakan orang memang berpikir begitu, mereka menganggap membeli rumah kredit sama dengan tindakan investasi, tapi kenyataannya tidak benar.

Oleh karena itu, banyak orang dengan mindset miskin terjebak pada membeli sesuatu yang terlihat seperti aset padahal sesuatu yang mereka beli itu akan menambah hutang. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini.


Budi adalah seorang pekerja dengan penghasilan 5 juta rupiah per bulan, ia memutuskan untuk membeli rumah sebagai tempat tinggal secara kredit dan durasi kreditnya selama 15 tahun.

Cicilan per bulan sebesar 1,5 juta rupiah dan selama 15 tahun, Budi harus membayar hutang untuk rumahnya. Jika setelah 5 tahun bekerja Budi terkena PHK, bagaimana nasib rumahnya dan bagaimana membayar cicilan hutang rumah.

Dari contoh tersebut, Anda jabarkan pada definisi aset. Apakah rumah yang dibeli oleh Budi itu bisa memberikan penghasilan tambahan ? Tentu tidak, justru saat Budi membeli rumah secara kredit berarti dia sedang menambah hutang yang harus dibayar selama 15 tahun.

Dalam konteks ini, orang yang menganggap membeli rumah secara kredit sebagai investasi akan beralasan bahwa nilai rumah tersebut akan naik sehingga memberikan keuntungan yang besar.

Peningkatan nilai rumah akan memberikan penghasilan ketika pemilik sudah menjualnya, sebuah rumah berpotensi mengalami kenaikan nilai ekonomi yang besar. Pertanyaannya, bisakah Anda menjual rumah sebelum rumah tersebut lunas ? Pasti jawabannya tidak bisa.

Jadi, inilah alasan kenapa rumah yang dibeli secara kredit tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah aset. Tapi sebaliknya, rumah kredit adalah sebuah beban atau hutang yang memberatkan kehidupan.

Rumah bisa dikategorikan sebagai aset dalam 2 kondisi :

1. Membeli secara tunai

Rumah bisa dikatakan sebagai aset saat Anda membelinya secara tunai. Jika suatu saat Anda menjual rumah itu maka Anda akan menikmati keuntungan dari nilai jual rumah tersebut.

2. Rumah sebagai aset

Rumah bisa dianggap sebagai aset walaupun dibeli secara kredit dengan syarat rumah tersebut memberikan penghasilan rutin dan penghasilan rumah itu akan digunakan untuk membayar cicilan rumah.

Selain itu, membeli sebuah aset akan memberikan 3 potensi keuntungan :

1. Regular income

Anda akan mendapatkan penghasilan secara rutin di setiap periode waktu tertentu. Misalnya, Anda mempunyai obligasi atau deposito.

2. Capital Gain

Maksud keuntungan dari capital gain adalah kenaikan nilai aset yang kita punya. Misalnya, Anda memiliki tanah kemudian tanah tersebut akan dijual saat harganya naik.

3. Reguler income dan capital gain

Anda bisa mendapatkan keuntungan dari capital gain dan reguler income secara bersamaan, artinya Anda mendapatkan potensi penghasilan secara rutin dan saat menjualnya juga akan mendapatkan potensi keuntungan karena kenaikan nilai jual aset.


Ketiga potensi keuntungan aset itulah yang membuat orang kaya lebih fokus pada membeli dan meningkatkan aset yang mereka miliki. Sedangkan orang miskin tidak bisa memahami barang aset dan bukan aset.

Orang miskin selalu memikirkan cara meningkatkan penghasilan dari pekerjaan. Mereka menukarkan waktu, fikiran dan tenaga untuk mendapatkan penghasilan yang lebih banyak lagi.

Potensi kerugian aset


Bagaimana dengan adanya potensi kerugian yang mungkin terjadi Ketika kita membeli aset ? Ketika berinvestasi pada aset, memang kita punya potensi mendapatkan keuntungan dan kerugian di saat yang sama.

Tapi, jika Anda memilih untuk tidak berinvestasi maka Anda akan rugi besar.

Bagaimana jika ada seseorang dengan gaji pas-pasan tapi ingin mempunyai aset ? Hal pertama yang harus dilakukan adalah mulai berubah dari orientasi menambah penghasilan dengan tetap bekerja dan menambah aset dengan melakukan investasi.

Penutup


Itulah penjelasan tentang perbedaan mindset kaya dan mindset miskin tentang hutang dan aset. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan mengubah cara berpikir Anda dan orang-orang sekitar.

Posting Komentar

0 Komentar