4 Jenis Channel Youtube yang Pasti Ditolak Monetisasi
Zaman sekarang lebih mudah mencari uang daripada mencari pekerjaan, anda bisa mendapatkan uang hanya melalui sentuhan jari, salah satunya adalah membuat channel YouTube. Anda bisa mendapatkan uang dari YouTube dengan mengupload video bermanfaat dan berkualitas.
Syarat untuk mengajukan monetisasi channel YouTube adalah mencapai 1000 subscriber dan 4000 jam tayang. Jika belum mencapai angka tersebut, anda harus menunggu sambil membuat konten berkualitas.
Saat channel sudah memenuhi syarat untuk mengajukan monetisasi maka anda langsung saja mengirimkan permintaan ke YouTube untuk menampilkan iklan di setiap video anda.
Tapi, tidak semudah itu anda mempunyai kemungkinan untuk ditolak monetisasi karena beberapa hal. Pada kesempatan kali ini, saya akan memberitahu penyebab channel YouTube anda ditolak monetisasi.
Jenis channel YouTube yang ditolak monetisasi
Anda harus tahu informasi tentang monetisasi YouTube supaya channel anda bisa dimonetize dan menghasilkan uang, YouTube memberitahu bahwa penolakan channel berubah istilah menjadi "reused" atau konten video yang dipakai ulang. Hal ini menjadi alasan utama YouTube menolak program monetisasi anda dan menghapus iklan di channel yang sudah dimonetize.
1. Channel impersonation atau peniruan identitas
Channel yang berpura - pura menjadi orang lain, misalnya artis atau selebgram. Channel yang seperti ini sudah pasti ditolak monetisasi karena meniru identitas atau ciri khas channel lain. Peniruan identitas mulai dari avatar, nama channel, thumbnail, banner dan isi video.
Solusinya adalah dengan membuat channel versi anda sendiri, buat ciri khas sendiri dan jangan mengambil identitas orang lain.
2. Channel reused content
Jenis channel yang sudah pasti ditolak monetize adalah channel reused content. Channel reused berisi berbagai macam video yang identik atau mirip dengan video dari channel lain, walau hanya 2 atau 3 video tetap saja akan ditolak monetisasi.
Channel yang termasuk dalam reused content adalah channel yang :
• memakai public domain footage : klip - klip yang tidak mempunyai copyright, anda bisa lihat sendiri footage yang banyak beredar di public domain.
• menggunakan royalti free music atau musik bebas hak cipta, undang - undang Amerika menyatakan bahwa channel yang memakai musik bebas hak cipta tidak akan diterima monetisasi.
• mengambil video orang lain atau reupload, channel yang berisi video upload ulang dari channel lain sudah pasti ditolak monetisasi, tidak peduli view video mencapai jutaan atau ratusan tetap saja akan ditolak.
• berisi video kompilasi, video kompilasi sama dengan reupload hanya saja dibuat sebagai kompilasi.
• berisi video yang terkena content ID (CR), channel yang terkena content ID masih punya kesempatan untuk diterima monetize tapi tergantung kondisi channel. Jika hampir semua video anda terkena content ID sudah pasti ditolak tapi jika hanya 1 atau 2 video saja masih bisa lolos.
Jika video yang terkena CR adalah nada atau melodi karena cover lagu maka hal ini masih diperbolehkan tapi penghasilan dibagi dua.
• mengambil konten dari media dan mengubahnya menjadi narasi video, channel seperti ini jarang muncul tapi hal ini tetap tidak diperbolehkan. Contohnya anda mengambil konten dari website atau berita lalu dibacakan sebagai narasi video.
• berisi rekaman live seperti konser musik, acara TV dan konten lain yang memiliki hak cipta.
• meng-upload video bermain game tanpa diedit terlebih dahulu, jika anda ingin membuat channel gaming maka anda harus mengedit video saat bermain game supaya lebih menarik dan seru untuk ditonton.
Solusi untuk channel reused content
Anda harus menghapus semua video reupload yang ada di channel anda, jika semua video di channel adalah copyright maka lebih baik hapus channel dan buat channel baru. Selama sebulan penuh, anda upload video original dan berkualitas lalu ajukan monetisasi.
Untuk video kompilasi, masih bisa diatasi dengan sistem fair use. Menurut sistem fair use, selama anda memberi nilai baru pada video yang anda reupload maka video akan aman. Memberi nilai baru itu seperti mengedit ulang, memberi komentar dan menambah penjelasan yang kurang.
Membuat channel yang berisi video kompilasi masih bisa monetisasi dengan berlindung di sistem fair use tapi sulit dijalankan karena aturan tentang penggunaan ulang konten itu sangat berat. Contohnya seperti ini :
• menggabung - gabungkan video dengan perubahan minimal
• konten diambil dari pihak ketiga tanpa diberi komentar atau penjelasan tambahan
• konten sudah diupload di channel lain
• konten sudah di upload berkali - kali oleh beberapa channel
Video yang isinya seperti itu sudah pasti ditolak monetisasi. Ternyata peninjauan YouTube dilakukan secara manual, sehebat apapun anda mengedit video untuk menghindari content ID, anda tidak akan lolos dari kecerdasan manusia.
Jadi, jika anda membuat channel YouTube kompilasi maka peluang untuk diterima monetisasi itu sangat kecil karena aturan YouTube yang sangat ketat.
3. Channel count view spam
Channel yang mendapatkan viewer secara licik seperti membeli subscribe, membeli view, membayar orang untuk menonton video dan membuka video sendiri tanpa ditonton termasuk view count spamming. Channel seperti ini sudah pasti ditolak monetize karena sudah bermain licik.
Solusinya adalah membuat channel baru dan upload video - video yang informatif dan bermanfaat bagi orang lain. Ingat, jangan membeli subscriber dan view supaya channel anda bisa dimonetisasi.
4. Channel dengan thumbnail menyesatkan
Channel yang mempunyai video dengan thumbnail menyesatkan sudah melanggar aturan YouTube dan sudah pasti akan ditolak monet. Thumbnail yang menyesatkan seperti membohongi penonton, kata - kata yang berlebihan dan tidak sesuai dengan isi video.
Baca juga : cara mendapatkan uang dari YouTube untuk pemula
Cara mengatasinya adalah dengan membuat thumbnail yang sesuai dengan isi video anda, apa yang anda beritahu lewat thumbnail hari ada pada isi video, jangan sampai penonton kecewa dengan video yang anda upload.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk anda dan keluarga. Jangan lupa untuk membaca artikel lainnya di blog Magersena supaya mendapatkan informasi bermanfaat lainnya.
){kind=link}
0 Komentar