3 Cara Menjadi Seorang Manager yang Hebat

Pola pikir manager hebat



Magersena - Markus Buckingham melakukan riset panjang dengan melibatkan 80.000 Manager dari berbagai jenis perusahaan yang berbeda, setelah diteliti lebih lanjut, manajer yang hebat memiliki gaya kepemimpinan dan latar belakang yang berbeda. Tapi, satu hal yang sama yaitu mereka tidak segan untuk melanggar pemikiran manajemen gaya lama.


Mereka tidak percaya kalau dengan pelatihan yang cukup seseorang dapat mencapai apapun yang diinginkannya, mereka juga tidak mencoba membantu anggota tim untuk mengatasi kelemahan mereka.


Manajer yang hebat selalu mencari karyawan yang tepat untuk jabatan yang tepat serta menjaga mereka agar tetap puas pada pekerjaan yang dijalankannya.


Ada 3 hal yang harus Anda ketahui untuk menjadi seorang manager yang hebat.


1. Mengukur hal yang tepat

 

Pada bulan Oktober 1701, Inggris Raya hampir kehilangan seluruh armada kapal perangnya. Hal ini bukan disebabkan karena pertempuran di laut, tapi karena Laksamana salah menghitung posisi kapal di Atlantic sehingga menabrak bebatuan kepulauan siqili.


Sisa kapal yang lain juga mengikuti dari belakang, satu per satu kapal tersebut menabrak bebatuan hingga menyebabkan 2000 awak kapal meninggal.


Kejadian ini sungguh tragis, namun perlu dipahami, pada saat itu para pelaut masih belum berhasil menemukan cara yang akurat untuk mengukur garis bujur sehingga tidak ada yang tahu sudah seberapa jauh mereka berlayar ke timur atau barat.


Alasan kejadian tragis ini bukan karena ketidaktahuan dari Laksamana, tetapi ketidakmampuannya untuk mengukur sesuatu yang sudah dia tahu sangat penting.


Hal yang sama juga terjadi di banyak perusahaan, mereka tahu kalau menemukan dan mempertahankan karyawan berbakat sangat penting demi perkembangan perusahaan. Tapi, mereka tidak tahu bagaimana cara efektif dalam melakukan hal tersebut.


Sebuah perusahaan terlihat sukses dari keuangan perusahaan yang baik, perusahaan tersebut mampu menjaga pertumbuhan keuntungan yang baik terus-menerus. Hal ini bisa dihasilkan dari lingkungan kerjanya yang hebat.


Konsumen tidak hanya membeli karena dia suka dengan produknya, tapi setiap interaksinya dengan perusahaan tersebut juga mendorong keinginannya untuk membeli.


Kunci sukses berada pada karyawan yang puas, semakin puas karyawan tersebut maka dia akan dengan senang hati berkontribusi dan membantu perusahaan mencapai target ambisius.


Baca juga : cara memberikan saran yang baik dan benar


Tidak hanya bekerja lebih lama di perusahaan, mereka juga cenderung akan lebih ramah kepada konsumen Karena perusahaan sudah menjadi bagian dari diri mereka dan mereka tidak ingin perusahaan tersebut dipersepsikan buruk oleh konsumen.


Ada banyak cara untuk meningkatkan kepuasan karyawan, mulai dari gaji yang memadai, bonus yang menarik dan jenjang karir yang jelas. Namun diluar semua itu yang paling penting adalah hubungan dirinya dengan atasan secara langsung.


Anda pasti pernah mendengar pepatah ini :


"People don't leave companies, they leave their bad Boss"


Hal ini terjadi karena Manager bertugas untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik, pada akhirnya mendorong kepuasan kerja dari karyawan tersebut.


2. Pola pikir manajer hebat


Seorang manajer adalah seorang mediator, mereka harus mampu menjembatani kepentingan perusahaan dan kepentingan anggota tim. Mereka memastikan lingkungan kerja yang diciptakan tidak hanya bertugas mencapai target perusahaan, namun disisi lain membuat karyawan di dalamnya merasa dihargai dan produktif.


Walaupun setiap manajer mempunyai gaya kepemimpinannya masing-masing, satu kesamaan dari para manajer hebat adalah mereka menganggap setiap karyawannya adalah pribadi yang unik dan berbeda.


Inilah tugas seorang manajer untuk bisa mencari tahu keunikannya termasuk dalam hal keahliannya, ada penjelasan yang menarik :


Biasanya orang-orang mengasosiasikan bakat dengan keahlian khusus yang hanya dimiliki oleh segelintir orang seperti Albert Einstein atau Mozart.


Tapi, manajer hebat tidak setuju dengan definisi bakat tersebut karena terlalu sempit dan terlalu khusus. Sebaliknya, mereka mendefinisikan bakat sebagai pola pikir, perasa atau perilaku berulang yang dapat diterapkan secara produktif.


Hal yang harus diperhatikan adalah kata "berulang", bakat Anda adalah perilaku yang sering Anda lakukan sehingga akhirnya menjadi seorang yang ahli. Berlawanan dengan kepercayaan populer, seseorang tidak bisa menjadi apapun yang mereka inginkan, tapi setiap orang memiliki keahlian yang berbeda-beda.


Fakta ini yang diketahui dan dimanfaatkan oleh semua manajer hebat. Di setiap posisi, seorang karyawan setidaknya butuh salah satu talent yang menonjol. Markus membaginya menjadi tiga bagian yaitu :


  1. Striving Talents
  2. Thinking Talents
  3. Relating Talents


Striving Thailand menentukan motivasi seseorang seperti daya saing, orang dengan tipe striving termotivasi oleh tujuan besar untuk menjadi lebih baik daripada orang lain. Biasanya, orang ini sangat kompetitif dibandingkan karyawan yang lain.


Baca juga : 3 cara menjalani hidup yang lebih hemat


Thinking Talents adalah bagian yang menentukan bagaimana seorang karyawan melihat pekerjaan mereka, apakah memiliki pemikiran yang linear dan bagus mengikuti perintah atau merupakan tipe orang yang visioner dan terbuka untuk Perubahan.


Relating Talents adalah bagian yang menentukan bagaimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain, apakah orang tersebut tidak masalah jika ada konflik dengan orang lain atau malah memilih untuk menghindari konflik.

 

3. Cara manajer hebat bekerja


Untuk menjadi manajer hebat, Anda harus menerima kenyataan kalau kesuksesan ditentukan dari pekerjaan anggota tim. Sebuah gambaran, seorang manajer tidak mengerjakan semua pekerjaan, mayoritas pekerjaan operasional pasti dikerjakan oleh tim.


Para manager biasa memberikan arahan hasil yang baik itu seperti apa, kemudian memberikan kebebasan kepada karyawan tersebut untuk bekerja sesuai kenyamanannya.


Perlu dipahami bahwa banyak jalan menuju Roma yang berarti cara untuk mencapai target yang diinginkan bukan hanya satu tapi ada berbagai cara. Bukan berarti cara yang dilakukan oleh manajer tersebut pada masa lalu adalah yang terbaik.


Jadi, daripada fokus melakukan micro managing lebih baik berikan karyawan kebebasan dalam bekerja. Kebebasan ini akan memberikan karyawan tanggung jawab dalam bekerja sehingga mereka menjadi semangat dalam mencapai target yang sudah diberikan.


Manajer hebat fokus pada kelebihan karyawan dan tidak berusaha untuk memperbaiki kelemahan dari karyawan tersebut. Hal ini tentu saja bertentangan pada gaya manajemen tradisional yang menyarankan seorang karyawan harus memperbaiki kelemahannya.


Seorang manajer mempunyai fungsi untuk merekrut orang yang tepat di posisi yang tepat. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan kerja dimana karyawan yang mempunyai keahlian di posisi tersebut bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik.


Misalnya, jika ada seorang karyawan yang memiliki kemampuan desain grafis yang hebat, belum tentu dia akan menjadi manajer hebat karena keahlian teknis berbeda dengan keahlian manajerial.


Tapi, perusahaan yang baik akan menciptakan struktur gaji dimana designer yang hebat bisa mendapatkan gaji tertinggi sampai setara dengan gaji level dasar dari posisi di atasnya.


Sistem ini akan mengapresiasi seseorang atas kontribusinya pada perusahaan, tidak semata hanya karena jabatan dan masa kerja yang panjang.


Penutup


Manajer yang hebat bertugas untuk merekrut orang yang tepat untuk posisi yang tepat. Mereka tidak berusaha untuk mengubah kelemahan karyawan, tapi fokus untuk mendorong kekuatan yang dimiliki oleh karyawan tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar